Rabu, 01 Juni 2011

MEMAJUKAN WISATA SABANG

Oleh: Rahmadhani, M. Bus

SABANG yang terletak di Pulau Weh merupakan salah satu kota di Aceh yang semakin memperkuat dirinya sebagai daerah tujuan wisata unggulan di kawasan paling barat Republik Indonesia. Sabang yang juga dikenal sebagai “surga terpendam di ujung Sumatera” tidak saja memiliki kekayaan dan keragaman pesona daya tarik wisata bahari dan budaya, namun juga memiliki berbagai sejarah panjang yang turut memberi andil besar pada awal kemerdekaan RI di masa lalu.

Pada awal kemerdekaan Indonesia, Sabang memiliki peran strategis sebagai Pusat Pertahanan Angkatan Laut Republik Indonesia Serikat dan selanjutnya pada tahun 1965 Sabang dibuka kembali sebagai Pelabuhan Bebas dan Kawasan Perdagangan Bebas. Namun, Pelabuhan Bebas dan Kawasan Perdagangan Bebas yang telah memberi manfaat ekonomi kepada masyarakat akhirnya ditutup pada tahun 1985, bersamaan dibukanya Batam sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas. Sabang dibuka kembali sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas berdasarkan UU. No. 37 Tahun 2000 dan aktifitas ekonomi di kawasan tersebut mulai bergerak sesuai dengan kondisi dan situasi Aceh saat itu.

Kini Sabang dengan berbagai potensi alam yang dimiliki terus membenahi diri untuk mengejar ketertinggalan melalui percepatan pembangunan pada berbagai sektor pembangunan menuju kesejahteraan rakyatnya yang berpenduduk 29,184 jiwa (BPS Aceh, 2010), salah satunya melalui sektor industri pariwisata, selain industri perikanan, jasa dan perdagangan.

Pengembangan industri pariwisata di Sabang khususnya dan Aceh umumnya telah berkembang pesat pascakonflik dan tsunami. Perkembangan industri tersebut tidak hanya berdampak pada peningkatan penerimaan daerah, namun juga telah mampu memperluas kesempatan berusaha dan menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat dalam rangka mengurangi permasalahan pengangguran di daerah.

Untuk memajukan dan mempromosikan Sabang sebagai daerah tujuan wisata unggulan, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Aceh bekerjasama dengan Pemerintah Kota Sabang terus melakukan pendukungan dan strategi pengembangan pariwisata di Sabang secara berkelanjutan, baik melalui alokasi dana APBN (Tugas Pembantuan/Dekonsentrasi), APBA (Dana Otsus/Migas), maupun APBK, baik bersifat fisik, seperti pembangunan sarana prasarana pendukung pariwisata, pengembangan kawasan wisata Sabang melalui model DMO (Destination Management Organization) dengan melibatkan stakeholder di daerah, maupun bersifat non fisik, seperti kegiatan promosi dan pemasaran objek dan daya tarik wisata Sabang dalam dan luar negeri serta penyelenggaraan berbagai atraksi pariwisata.

Salah satu atraksi wisata berskala internasional yang akan dilaksanakan di Sabang adalah “Sabang International Regatta 2011” pada tanggal 13-25 September 2011. Sabang International Regatta adalah sebuah atraksi lomba dan rally perahu layar melibatkan tiga negara utama: Indonesia, Thailand, dan Malaysia dengan menggunakan kapal layar atau “yacht”. “Langkawi” dan “Phuket” sebagai daerah tujuan wisata dunia akan menjadi titik awal pergerakan perahu layar dan rally perahu layar menuju Pulau Sabang.

Sabang International Regatta 2011 bertujuan untuk menempatkan Aceh dalam peta destinasi pariwisata dunia melalui kegiatan layar berskala internasional, mengembalikan citra Sabang khususnya dan Aceh umumnya sebagai destinasi wisata yang aman, nyaman dan menarik, menjadikan Sabang sebagai pusat wisata bahari di Indonesia di bagian barat RI, mendorong investasi di Sabang khususnya dan Aceh umumnya dan menjadikan event Sabang International Regatta sebagai salah satu kalender tetap event nasional dan internasional.

Acara ini juga diharapkan dapat menginspirasi semua pihak, khususnya pelaku industri pariwisata untuk memajukan pariwisata Aceh, salah satunya melalui penetapan beberapa kota wisata utama bersifat global sebagai salah satu strategi pengembangan kawasan wisata, seperti pengembangan wisata Sabang, Phuket dan Langkawi atau “Saphula”. Strategi ini perlu diwujudkan karena hubungan laut Sabang-Phuket-Langkawi telah pernah dijajaki dan sangat potensial untuk pengembangannya. Wisatawan dari ketiga daerah tersebut dapat memanfaatkan jalur “Saphula” tersebut melalui jalur pelayaran kapal pesiar. Kawasan Wisata “Saphula” diharapkan menjadi pintu gerbang wisata untuk menggerakkan pengembangan wilayah sekitarnya secara lebih luas “regional leverage center”.

Masyarakat dan Pemerintah Aceh perlu merasa bangga dengan terpilihnya Sabang sebagai lokasi utama penyelenggaraan Sabang International Regatta 2011. Ini menjadi momentum penting dan strategis dalam rangka memperkenalkan kondisi terakhir Aceh pascakonflik dan tsunami kepada masyarakat luar dan mempromosikan Aceh sebagai daerah tujuan wisata yang aman, nyaman dan menarik, khususnya berbagai keunikan objek wisata Aceh, seperti keindahan bawah laut Sabang dengan beragam jenis terumbu karang serta eksotisme biota lautnya yang menjadi surga bagi para penyelam.

Untuk mensukseskan Sabang International Regatta 2011, perlu dibangun kerjasama dan persiapan berbagai fasilitas pendukung dan penyediaan produk-produk pariwisata yang akan dibutuhkan oleh peserta Regatta yang bersifat “cooperative marketing”. Fasilitas dan produk pariwisata tersebut meliputi ketersediaan daya tarik wisata, informasi, aksesibilitas, fasilitas wisata (transportasi, akomodasi, money changer, toilet, kamar mandi/pergantian, air bersih, Wifi, dll) dan kesiapan industri wisata lainnya (restaurant, pramuwisata dan souvenir wisata). Semua pihak yang bergerak di sektor pariwisata di daerah, seperti ASITA, PHRI, HPI, PUTRI dan tour operator perlu mengambil peran dalam rangka mensukseskan event tersebut sesuai dengan kapasitas dan fungsi yang dimiliki. Pencitraan positif melalui program Sapta Pesona: aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah tamah dan kenangan perlu juga dibangun oleh semua pihak, khususnya masyarakat setempat.

Kita berharap Sabang International Regatta 2011 dapat terlaksana dan memberi dampak positif secara ekonomi dan sosial-budaya bagi masyarakat Sabang dan Aceh pada umumnya. Mari kita menjadi tuan rumah yang baik yang merefleksikan jiwa “Keacehan” kita sesuai dengan ketinggian nilai-nilai budaya dan agama Islam yang kita miliki. Sifat keramah-tamahan, kejujuran dan kerja keras merupakan cerminan yang akan mengukuhkan kesan positif dari wisatawan tentang Aceh. Oleh karena itu, mari kita tunjukkan kejujuran dan keramah-tamahan kepada tamu kita sesuai dengan karakter budaya kita “Pemulia Jamee Adat Geutanyo” atau “Memuliakan Tamu adalah Adat Kita”. Semoga industri pariwisata Aceh semakin berkembang menuju kehidupan masyarakat Aceh yang lebih baik serta semangat untuk mewujudkan “Visit Aceh 2013”.

* Rahmadhani, M.Bus   adalah Plt. Kabid Pemasaran Pariwisata Disbudpar Aceh.  Alumnus Postgraduate Manajemen Pariwisata Victoria University of Technology, Melbourne.

  
Sumber: http://aceh.tribunnews.com/news/view/57594/memajukan-wisata-sabang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar